Beranda | Artikel
Kebenaran Risalah Rasulullah Dalam Berdakwah
Jumat, 20 Maret 2020

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam

Kebenaran Risalah Rasulullah Dalam Berdakwah merupakan  bagian dari kajian Islam ilmiah Nasihat-Nasihat Para Sahabat yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. pada 3 Shafar 1441 H / 02 Oktober 2019 M.

Kajian Tentang Kebenaran Risalah Rasulullah Dalam Berdakwah

Kita lanjutkan kajian Mawaidzur Rasul. Kemudian beliau membawakan hadits:

عَنْ أَبِي مُوسَى ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : إِنَّمَا مَثَلِي وَمَثَلُ مَا بَعَثَنِي اللَّهُ بِهِ ، كَمَثَلِ رَجُلٍ أَتَى قَوْمًا فَقَالَ : يَا قَوْمِ ، إِنِّي رَأَيْتُ الجَيْشَ بِعَيْنَيَّ ، وَإِنِّي أَنَا النَّذِيرُ العُرْيَانُ ، فَالنَّجَاءَ ، فَأَطَاعَهُ طَائِفَةٌ مِنْ قَوْمِهِ ، فَأَدْلَجُوا ، فَانْطَلَقُوا عَلَى مَهَلِهِمْ فَنَجَوْا ، وَكَذَّبَتْ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ ، فَأَصْبَحُوا مَكَانَهُمْ ، فَصَبَّحَهُمُ الجَيْشُ فَأَهْلَكَهُمْ وَاجْتَاحَهُمْ ، فَذَلِكَ مَثَلُ مَنْ أَطَاعَنِي فَاتَّبَعَ مَا جِئْتُ بِهِ ، وَمَثَلُ مَنْ عَصَانِي وَكَذَّبَ بِمَا جِئْتُ بِهِ مِنَ الحَقِّ

Dari Abu Musa Al-Asy’ari Radhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya perumpamaan aku dan perumpamaan apa yang Allah utus aku dengannya, itu seperti seorang yang mendatangi kaumnya lalu kemudian ia berkata, ‘Wahai kaum, sesungguhnya aku melihat pasukan dengan mata kepalaku yang hendak menyerang kalian. Dan sesungguhnya akh benar-benar memberikan peringatan kepada kalian. Maka selamatkan diri kalian.’ Maka sebagian kaum itu mentaatinya, segera mereka pun mencari keselamatan. Mereka segera pergi, maka selamatlah mereka. Namun sebagian kaum tidak menaatinya dan bahkan mendustakannya. Mereka tidak mau pergi dari tempatnya, lalu pasukan itu datang dan menghabisi mereka semua. Itulah -kata Rasulullah- seperti orang yang mentaati aku dan mengikuti ajaran yang aku bawa. Dan seperti orang yang memaksiati aku dan mendustakan apa yang aku bawa dari kebenaran.`” (HR. Bukhari dan Muslim)

Penjelasan hadits:

Saudaraku sekalian, di sini Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberikan perumpamaan. Ini menunjukkan boleh, di dalam tata cara mengajar dengan cara memberikan perumpamaan. Karena dengan perumpamaan itu lebih mudah bagi kita untuk memahaminya. Makanya dalam Al-Qur’an, Allah Ta’ala seringkali memberikan perumpamaan-perumpamaan agar lebih kita memahaminya.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di sini memberikan perumpamaan seperti orang yang memperingatkan kaumnya bahwa akan datang pasukan yang sangat besar yang hendak menyerang kaum tersebut. Ternyata sebagian kaum ada yang mentaatinya, sebagian kaum tidak mentaatinya. Ternyata yang mentaatinya selamat.

Demikian pula kita, ya akhi. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberikan kepada kita peringatan. Rasulullah mengingatkan kepada kita tentang api neraka jahanam, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengajak kita ke surga Allah Subhanahu wa Ta’ala yang luasnya seluas langit dan bumi. Namun sebagian manusia ada yang tidak beriman, tidak mempercayai apa yang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sampaikan itu. Akhirnya mereka binasa. Sementera yang lain mengikuti Rasulullah. Maka mereka pun selamat.

Saudaraku sekalian, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bukanlah orang yang dusta. Semua yang Rasulullah kabarkan itu haq. Al-Qur’an yang Rasulullah sampaikan, semua kebenaran.

لَّا يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِن بَيْنِ يَدَيْهِ وَلَا مِنْ خَلْفِهِ

Tidak ada kebatilan sedikitpun dalam Al-Qur’an dari awal sampai akhir.” (QS. Fushilat[41]: 42)

Tidak ada kebatilan, semuanya haq, semuanya kebenaran. Demikian pula Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, yang beliau sampaikan semuanya kebenaran. Semua berita-berita yang akan terjadi dimasa depan, semua terjadi seperti yang kita lihat. Menunjukkan akan kebenaran Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Maka kewajiban kita, benarkan Rasul, ikuti Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, jangan ragu terhadap kebenaran risalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Karena risalah beliau berasal dari pencipta alam semesta (Rabbul ‘Alamin), bukan perkara yang dibuat-buat, bukan perkara yang diada-adakan. Risalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah merupakan risalah menuju surgaNya, risalah yang mengajak kita semua kepada keselamatan dari api neraka Allah yang adzabnya sangat pedih sekali.

Saudaraku.. Tentunya agar bisa kita mentaati Rasul dan mengikuti Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, harus kita yakini dan perhatikan dulu hal-hal berikut ini:

Pertama, menanamkan keyakinan yang sangat kuat terhadap kebenaran risalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Karena orang yang meragukan risalah Rasul, dia tidak akan mengikuti, apalagi kalau mendustakan atau bahkan tidak percaya, bagaimana ia akan mengikutinya? Yang mau mengikuti seruan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam hanyalah orang yang yakin akan kebenaran Rasul.

Maka kita harus melihat, apa bukti-bukti kebenaran Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam itu? Setelah kita melihat bukti-bukti yang sangat akurat, yang sangat kokoh, yang sangat kuat, yang tidak bisa ditolak oleh akal manapun juga.

Ini dia Al-Qur’an yang Rasulullah bawa, sampai detik ini tak berubah satu huruf pun jug, tidak berubah. Ternyata janji Allah benar. Bahwa Allah akan menjaga Al-Qur’an ini. Bukankah itu menunjukkan akan kebenaran risalah Rasulullah?

Ini dia janji-janji yang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sampaikan kepada umatnya tentang berita-berita yang akan terjadi di masa depan, semua terjadi. Tidak ada satupun yang dusta, tidak ada satupun yang tidak terjadi. Yang ada adalah yang belum terjadi dan pasti akan terjadi.

Ketika Rasulullah mengabarkan akan munculnya api yang sangat besar di daerah Hijaz, saking besarnya api itu menyinari punuk-punuk unta yang ada di Busyro, Syam. Ternyata yang Rasulullah kabarkan inii terjadi pada tahun  654 Hijriyah di zaman Imam Nawawi masih hidup.

Ketika Rasulullah mengabarkan akan ada dari kaumnya/dari umat Islam ini kaum yang menghalalkan zina, sutera, arak dan alat-alat musik. Ternyata kita lihat dengan mata kepala sendiri. Ada orang-orang yang berusaha menghalalkan zina, sutra, alat-alat musik, arak.

Ketika Rasulullah mengabarkan munculnya wanita yang berpakaian tapi telanjang, benar yang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kabarkan. Kita lihat dengan mata kepala kita. Semua yang Rasulullah kabarkan dan beritakan semuanya benar. Ini menunjukkan akan kebenaran risalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Tidak bisa ditolak oleh akal manapun juga.

Semua yang memperhatikan sunnah Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ternyata itu dibenarkan oleh sains dan teknologi. Ketika Rasulullah menganjurkan umatnya tidur siang, saat dipelajari di sebuah universitas di Inggris sana, ternyata tidur siang sangat bermanfaat sekali.

Ketika Rasulullah makan dengan tangan, setelah dipelajari oleh sains dan teknologi ternyata di tangan kita terdapat bakteri-bakteri yang bermanfaat untuk tubuh kita.

Ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menganjurkan untuk tidur diatas rusuk yang kanan, ternyata sains dan teknologi kembali membenarkan.

Ketika Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam mengabarkan bahwasannya lalat apabila jatuh hendaklah dicelupkan ke dalam air kemudian dibuang. Kata Rasulullah, karena lalat ketika jatuh mendahulukan sayap yang ada padannya racun sementara sayap satunya lagi ada padanya penawar. Padahal pada zaman itu belum ada mikroskop. Ternyata sains dan teknologi kembali membenarkan.

Ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala juga mengabarkan dalam surat Ar-Rahman, tentang adanya air asin dan air tawar yang bersatu. Ternyata sains dan teknologi pun juga membenarkan. Semua yang Allah kabarkan benar. Allah mengabarkan bahwasanya manusia itu tercipta dari air mani, kemudian menjadi segumpal darah, kemudian menjadi segumpal daging, kemudian tulang, kemudian dibungkus lagi dengan daging. Padahal dizaman itu tidak ada teknologi yang canggih untuk mengetahui bagaimana penciptaan manusia dalam perut. Kembali sains dan teknologi membenarkan.

Bukankah itu menunjukkan kebenaran risalah Rasulullah? Bukankah itu haq, tidak ada sama sekali kebatilan di dalamnya. Bukankah itu menunjukkan bahwa ajaran yang Rasulullah bahwa itu benar?

Kalau kita yakin dengan dada kita, saudaraku, dengan hati kita, akan kebenaran Rasul, maka disaat itu kita akan mengikuti Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tanpa ragu lagi. Kita yakin bahwa semua perintah Rasul pasti benar, semua yang dilarang oleh Rasul pasti itu memberikan mudzarat dalam kehidupan. Walaupun terkadang akal kita belum sampai kepadanya. Karena kita yakin yang Rasulullah ucapkan itu benar adanya. Tidak mungkin batil.

Ini yang pertama. Agar kita bisa mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, kita harus kokohkan dulu keyakinan kita akan kebenaran risalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Kedua, agar kita mampu untuk mengikuti Rasulullah, yaitu jangan penuhi hati kita dengan cinta dunia. Karena orang yang cinta dunia, pasti akan menyebabkan keinginan terbesarnya adalah dunia. Ketika keinginan terbesar kita dunia, sulit kita untuk mengikuti Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Seringkali perintah-perintah Rasulullah tidak menguntungkan dunia kita. Seringkali larangan-larangan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak menguntungkan kepentingan dunia kita. Rasulullah melarangan riba, Rasulullah melarang musik, Rasulullah melarang arak, Rasulullah melarang zina dan semua yang mendekatkan kepada zina. Banyak sekali orang-orang yang ada di zaman sekarang ketika mendengar larangan-larangan itu menjadi sempit dadanya. Ini karena hatinya menginginkan syahwat, hatinya masih mencintai dunia, sehingga keinginan yang terbesar di hatinya adalah syahwat dunia, seputar kemaluan dan perut. Saat ia mendengar sesuatu yang Allah haramkan, maka dadanya menjadi sempit lalu ia bergumam bahwa agama ini sulit sekali, ini dilarang itu dilarang.

Berbeda dengan orang yang di hatinya akhir, dia menganggap dunia sesuatu yang hina. Cinta ia kepada akhirat besar, sehingga keinginan terbesar dia adalah kehidupan akhirat. Maka ketika ia mengharapkan akhirat, dia akan mampu dan mudah mengikuti Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Karena dia tahu bahwa perintah Rasul itu pasti maslahat untuk hidupnya di dunia dan akhiratnya. Dia yakin bahwa larangan Rasul itu pasti mudharat untuk hidupnya di dunia dan akhiratnya.

Maka ketika dia lebih mencintai kehidupan akhirat, lebih mengharapkan Allah dan kehidupan akhirat, dia akan menjadi pengikut Rasul yang kuat dan kokoh. Allah berfirman:

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّـهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّـهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّـهَ كَثِيرًا ﴿٢١﴾

Sungguh telah ada pada diri Rasulullah suri tauladan yang baik.” (QS. Al-Ahzab[33]: 21)

Tapi buat siapa? Apakah setiap orang mampu menjadikan Rasulullah sebagai suri tauladan? Tentu tidak. Allah mengatakan:

لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّـهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّـهَ كَثِيرًا

Bagi orang yang mengharapkan Allah dan kehidupan akhirat dan bagi orang yang banyak mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (QS. Al-Ahzab[33]: 21)

Ternyata Allah dalam ayat tersebut menyebutkan bahwa yang bisa menjadikan Rasulullah sebagai suri tauladan hanya orang yang menginginkan Allah dan kehidupan akhirat. Adapun orang yang hatinya menginginkan dunia, jangan harap ia bisa menjadikan Rasulullah sebagai suri tauladan. Ketika di hatinya keinginan dunia itu yang paling besar, seringkali membuat mata menjadi gelap. Akhirnya menghalalkan berbagai macam cara demi untuk meraih dunia. Laa hawla wa laa quwwata illa billah..

Maka dari itulah saudaraku, jika kita ingin menjadi pengikut Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagai teladan hidup kita, bila kita ingin mengikuti Rasul secara total, jadikan keinginan terbesar di hati kita adalah kehidupan akhirat. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ كَانَتْ الْآخِرَةُ نِيَّتَهُ جَمَعَ اللَّهُ لَهُ أَمْرَهُ وَجَعَلَ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ

“Siapa yang keinginan terbesarnya adalah kehidupan akhirat, Allah akan kokohkan urusannya dan Allah akan jadikan kekayaan itu di hatinya, serta dunia pun akan mendatanginya dalam keadaan dunia hina di matanya.” (HR. Ibnu Majah)

Baca: Orang Yang Menginginkan Kebahagiaan Akhirat dan Kebahagiaan Dunia

Lihat, dia akan kokoh dalam berpegang kepada sunnah, dia akan kokoh dalam istiqamah. Karena keinginan dia akhirat. Allah akan jadikan kekayaan itu di hatinya. Artinya hatinya akan penuh qanaah (merasa cukup) dengan yang ada. Karena ia melihat dunia ini sesuatu yang hina. Yang ia harapkan adalah kehidupan akhirat semata. Yang ketiga dunia akan mendatangi dalam keadaan dunia hina dimatanya. Subhanallah.

Mari simak penjelasan yang penuh manfaat ini pada menit ke-16:07

Download mp3 Kajian Tentang Kebenaran Risalah Rasulullah Dalam Berdakwah

 


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/48258-kebenaran-risalah-rasulullah-dalam-berdakwah/